Mengubah Paradigma: Sewa/kontrak sebagai Pilihan, Bukan Hanya Solusi Sementara
12 November 2025 • closingindong
Selama puluhan tahun, membeli rumah menjadi semacam “tonggak kehidupan”: lulus sekolah, kerja tetap, menikah, lalu beli rumah. Memiliki rumah selalu dipandang sebagai simbol stabilitas, keamanan, dan—terutama—investasi jangka panjang. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat perubahan pola yang cukup signifikan: semakin banyak orang memilih kontrak/sewa dibanding membeli rumah sendiri.
Mengapa? Karena meskipun “punya rumah” masih punya banyak manfaat, kondisi ekonomi, gaya hidup, mobilitas dan teknologi telah mengubah banyak asumsi. Artikel ini akan mengulas: apa penyebab tren ini, apa manfaat kontrak/sewa, apa manfaat membeli rumah, dan bagaimana memilih yang paling tepat untuk situasi pribadi Anda.
Faktor‑Pendorong Tren Kontrak/Sewa
1. Kenaikan Harga Properti & Keterbatasan Finansial
Di Indonesia (dan banyak tempat lain) harga rumah dan apartemen naik jauh lebih cepat daripada pertumbuhan pendapatan rata‑rata generasi muda. Sebagai contoh, survei menunjukkan bahwa sebagian besar generasi Gen Z di kota‑kota besar Indonesia merasa tidak siap secara finansial untuk membeli rumah dalam waktu dekat. Dengan demikian, mereka memilih opsi sewa yang biaya awalnya jauh lebih ringan.
2. Mobilitas & Gaya Hidup Fleksibel
Generasi muda (baik Gen Z maupun millennials) lebih sering berpindah lokasi kerja, memilih gaya hidup yang tidak terikat satu tempat, atau belum memutuskan “tinggal di kota itu seumur hidup”. Saat kepastian tinggal jangka panjang rendah, membeli rumah menjadi beban besar. Sewa memberi fleksibilitas. Contoh: seseorang baru lulus kerja di Jakarta, belum yakin akan tinggal di sana 10‑15 tahun ke depan — pilihan sewa terasa jauh lebih rasional.
3. Biaya Tersembunyi Memiliki Rumah
Membeli rumah bukan hanya soal uang muka + cicilan; ada biaya perawatan, pajak, asuransi, resiko depresiasi properti, dan kurang likuiditas (sulit untuk menjual cepat jika butuh) yang sering diabaikan. Sewa sering membebaskan penyewa dari sebagian besar beban tersebut. Misalnya: biaya renovasi yang tak terduga, penyusutan nilai jika properti berada di lokasi kurang strategis.
4. Perubahan Pandangan Nilai & Prioritas Hidup
Banyak generasi muda sekarang lebih memilih pengalaman (traveling, hobi, fleksibilitas kerja) ketimbang “terikat” di satu properti. Survei menunjukkan bahwa sebagian besar Gen Z Indonesia memilih sewa untuk “fleksibilitas finansial dan mobilitas”. Jadi bukan hanya karena tak bisa membeli, tetapi juga karena sewa dianggap keputusan strategis.
Manfaat Memilih Sewa/Kontrak
Berikut beberapa keuntungan nyata ketika memilih untuk sewa/kontrak daripada membeli :
Kenapa Memiliki Rumah Masih Sangat Menguntungkan
Meski banyak yang memilih sewa, membeli rumah tetap punya keunggulan yang besar — dan untuk banyak orang, masih sangat layak dipertimbangkan.
Kapan Sewa Lebih Tepat, Kapan Membeli Lebih Masuk Akal?
Memilih antara sewa dan membeli bukan soal “yang selalu benar” — melainkan “yang paling cocok dengan situasi Anda saat ini”. Berikut pertimbangan‑praktis
Pertimbangkan Sewa jika :
Pertimbangkan Membeli jika :
Tips Praktis Untuk Membuat Keputusan Cerdas
Kesimpulan
Tren semakin banyak orang memilih kontrak/sewa ketimbang membeli rumah bukan semata karena “tidak mampu membeli”, melainkan karena perubahan gaya hidup, kondisi ekonomi, dan prioritas baru generasi muda. Memiliki rumah tetap memiliki manfaat besar: kepemilikan aset, stabilitas, potensi apresiasi, warisan. Namun memilih sewa bisa jadi keputusan strategis kalau Anda menghargai fleksibilitas, belum siap untuk komitmen jangka panjang, atau properti yang tersedia kurang ideal.
Yang paling penting: jangan ikut tren saja tanpa menyesuaikan dengan kondisi pribadi Anda. Keputusan apakah menyewa atau membeli harus didasarkan pada situasi keuangan Anda, mobilitas Anda, dan rencana hidup Anda — bukan hanya karena “orang lain beli rumah”.